Menyoal Sound Horeg dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut

Kelautan 29 Jul 2025 267 kali dibaca
Gambar Artikel Speaker audio sound horeg | Sumber foto: Canva

LingkariNews—Kepopuleran sound horeg—yang disebut sebagai media hiburan—menuai pro dan kontra. Seperti aksi battle sound horeg yang dilakukan di pesisir laut Pasuruan, Jawa Timur, memantik perhatian berbagai pihak, karena aksinya dinilai berpotensi merusak ekosistem laut. 

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Profesor Dietriech G. Bengen, menyampaikan bahwa sound horeg membawa dampak negatif bagi kehidupan laut. Suara bising yang dihasilkan dapat menganggu stabilitas ekosistem laut.

Kok, Bisa Ekosistem Laut Terganggu Karena Suara?

Nyatanya, suara bising dan dentuman keras yang dihasilkan sound horeg memiliki dampak langsung ataupun jangka panjang pada proses reproduksi, pola migrasi, kemampuan berkomunikasi, serta kondisi fisiologis berbagai spesies laut.

"Suara keras seperti sound horeg bisa membuat ikan kebingungan, stres, bahkan gagal bereproduksi," ungkapnya.

Ikan dan larva ikan tergolong sangat sensitif terhadap kebisingan. Suara bising dapat memicu stres hormonal. Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba pun turut terdampak. Mereka bergantung pada ekolokasi untuk menentukan arah dan mencari mangsa.

Ekolokasi adalah kemampuan hewan seperti lumba-lumba dan paus, untuk mengetahui lokasi dan bentuk objek di sekitarnya dengan memancarkan suara dan menangkap pantulannya. Menurut Discovery of Sound in The Sea, sistem ini membantu mereka bernavigasi dan berburu di laut yang gelap dan keruh. Ketika proses tersebut terganggu oleh suara keras, mereka bisa kehilangan arah, bahkan mengalami cedera serius akibat trauma suara.

Dampak kebisingan tidak hanya dirasakan oleh hewan yang bergerak. Organisme diam seperti terumbu karang dan invertebrata juga bisa rusak akibat gelombang suara yang intens. Suara tersebut mengganggu tahapan metamorfosis larva karang dan memutus "soundscape" alami—yaitu pola suara lingkungan laut yang membantu larva menemukan tempat untuk menetap.

Nelayan Sulit Tangkap Ikan di Laut

Menurut Prof. Dietriech, suara bising tersebut membuat ikan-ikan seperti tuna dan kerapu menjauh dari wilayah tangkapan nelayan. Sehingga, nelayan harus mencari lokasi baru yang lebih jauh. Karena hal tersebut, nelayan perlu menambah beban operasional, terutama dalam hal penggunaan bahan bakar dan efektivitas waktu melaut.

Selain itu, suara sound system yang beradu keras turut mengganggu proses pemijahan ikan serta pertumbuhan biota budi daya seperti kerang dan tiram. Yang pada akhirnya berdampak pada penurunan hasil panen dan berkurangnya pendapatan nelayan.

Kalau Belum Ada Aturan, Apa Lantas Bebas?

Kegiatan battle sound horeg yang dilakukan di Desa Wates, Kecamatan Nguling, dan Desa Semedusari, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, ternyata belum memiliki izin dari aparat keamanan. Meski diinformasikan bahwa acara tersebut telah mendapat dukungan dari pemerintah desa setempat.

Sampai saat ini, belum ada regulasi khusus yang secara hukum melarang penggunaan sound horeg di laut. Namun, jika merujuk pada UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Indonesia telah memiliki regulasi yang mengatur persoalan polusi suara.

Dalam pasal 20 ayat 2 huruf E, pencemaran lingkungan hidup dapat diidentifikasi melalui standar baku mutu lingkungan hidup. Standar tersebut mencakup pengukuran tingkat kebisingan di suatu area. Dengan kata lain, tingkat kebisingan menjadi salah satu indikator penting dalam pelestarian kualitas lingkungan.

Ada pun Peraturan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 yang mengatur batas maksimal kebisingan. Kendati demikian, aturan tersebut dianggap sudah usang dan tidak ada penetapan batas kebisingan yang jelas.

Tetapi, di Jawa Tengah dan Jawa Timur, penggunaan sound tersebut telah dilarang. Pemerintah Kabupaten Pati, Demak, Tulungagung, Trenggalek, Magetan, Madiun, dan Mojokerto telah menetapkan kebijakan untuk membatasi hingga melarang total penggunaan perangkat audio bersuara keras tersebut.

Sound horeg mungkin hadir sebagai bentuk ekspresi dan hiburan yang berkembang di masyarakat. Namun, ketika suara itu menembus batas dan mulai mengusik ruang hidup makhluk lain, pertanyaannya bukan lagi soal keras atau tidak, tapi siapa yang terdampak dan siapa yang bertanggung jawab.

 

(NY)

Sumber:

https://www.ipb.ac.id/news/index/2025/05/guru-besar-ipb-university-ingatkan-bahaya-sound-horeg-terhadap-ekosistem-laut/

https://www.detik.com/jatim/berita/d-7920610/geger-aksi-battle-sound-horeg-di-laut-pasuruan/amp

https://tirto.id/sound-horeg-pindah-ke-laut-meriah-di-permukaan-riuh-di-dasar-hb7S?

https://tirto.id/sound-horeg-dilarang-di-mana-saja-cek-aturan-terkini-heUX