Pesut Mahakam di Sungai Mahakam | Sumber foto: Yayasan RASI
LingkariNews–Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah mamalia air tawar yang mirip dengan lumba-lumba, namun memiliki ciri fisik kepala bulat tanpa moncong. Dalam dunia internasional, Pesut Mahakam dikenal sebagai Irrawaddy Dolphin, karena pertama kali ditemukan di Sungai Irrawaddy, Myanmar.
Namun, penelitian DNA menunjukkan bahwa Pesut Mahakam adalah spesies yang berbeda. Artinya, ia hanya ada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur–menjadikannya satwa endemik Indonesia yang langka.
Sejak tahun 1990 statusnya dinyatakan sangat terancam punah. Sebab, populasi pesut terus mengalami penurunan. Berdasarkan laporan Yayasan RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia), pada tahun 2018 masih tercatat sekitar 80 ekor. Namun, per 2024 diperkirakan hanya tersisa 60 ekor.
Penyebab Populasi Pesut Mahakam Menurun
Penyusutan populasi ini bukan tanpa sebab. Populasinya terus menurun disebakan oleh aktivitas manusia, seperti:
· Penggunaan rengge (jaring insang) nelayan
· Aktivitas kapal tongkang atau speed boat
· Pencemaran sungai oleh limbah tambang, sampah, dan racun penangkap ikan
· Perubahan kondisi sungai
Biasanya, Pesut Mahakam yang ditemukan terjebak dalam rengge nelayan, akan mengalami kesulitan untuk naik ke permukaan. Karena ia adalah mamalia yang bernapas menggunakan paru-paru, hal ini bisa menyebabkan kematian pada pesut. Sekitar 8% penyebab kematian lainnya adalah tertabrak kapal tongkang atau speed boat. Aktivitas kapal tongkang dan speed boat yang lalu lalang tidak hanya membuatnya kesulitan bernavigasi, tapi kebisingannya juga membuat pesut stres.
Pencemaran sungai akibat limbah tambang, sampah plastik dan rumah tangga, hingga racun penangkap ikan membuat habitat asli pesut rusak. Sebab, kualitas air yang menurun menganggu ekosistem sungai yang ada.
Fakta mengejutkannya, bahkan ditemukan adanya mikroplastik di lambung dan usus pesut akibat pencemaran sampah plastik. Mikroplastik dalam tubuhnya dapat menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh pesut, yang tentu hal ini menganggu proses tumbuh dan hidupnya.
Peran Penting Pesut Menjaga Sungai
Pesut Mahakam bukan hanya satwa endemik yang langka, tetapi juga memiliki peran ekologis yang sangat vital bagi keseimbangan ekosistem Sungai Mahakam. Cara ia berenang memiliki fungsi alami untuk mengaduk perairan, membantu mengangkat nutrisi dari dasar sungai ke permukaan. Nutrisi ini kemudian merangsang pertumbuhan fitoplankton, yang menjadi sumber makanan utama bagi berbagai organisme air.
Selain itu, kotoran pesut turut berkontribusi menyuburkan perairan, memperkaya ekosistem sungai secara alami. Keberadaan mereka juga berperan dalam menjaga stabilitas rantai makanan, misalnya dengan mengontrol populasi spesies ikan tertentu.
Menariknya, populasi Pesut Mahakam juga menjadi indikator kesehatan sungai–jika jumlahnya stabil atau meningkat, itu menandakan ekosistem sungai masih terjaga; sebaliknya, penurunan populasi bisa mengindikasikan adanya kerusakan atau pencemaran lingkungan yang serius.
Sungai yang dulunya rumah, kini bisa membuatnya punah. Perlindungan habitat, pengawasan aktivitas tambang, serta regulasi yang mengatur lalu lintas kapal di Sungai Mahakam perlu menjadi perhatian serius. Satwa ini bukan hanya warisan Indonesia, tapi juga kunci penjaga ekosistem sungai tetap hidup.
(NY)
Sumber:
Siaran Langsung TVRI Kaltim