Gapgindo dengan Kementan | Sumber foto: Dok. Gapgindo
LingkariNews–Gabungan Pengusaha Gula Indonesia (GAPGINDO) melakukan audiensi konsultasi dan diskusi dengan Direktur Pembiayaan di Kementerian Pertanian, pada Senin (15/9). Pertemuan ini membahas sejumlah isu strategis terkait percepatan pembiayaan petani tebu, termasuk realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus tebu dan Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (KUA).
Percepatan Realisasi KUA untuk Petani Mitra
Dalam diskusi dengan Direktur Pembiayaan menyoroti belum adanya realisasi KUA bagi petani mitra pabrik gula anggota Gapgindo. Untuk itu, Kementan segera turun langsung ke lapangan guna mempercepat realisasi KUA, khususnya melalui Bank Jatim. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat akses modal kerja petani tebu menjelang musim giling tanam berikutnya.
Selain itu, disampaikan pula bahwa bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) telah mendapat tambahan likuiditas. Dengan kondisi ini, Direktur Pembiayaan akan mendorong kelompok Himbara untuk melakukan akselerasi penyaluran KUA dan KUR khusus tebu.
Peran Pabrik Gula sebagai Offtaker
Dalam pembahasan tersbeut, disepakati bahwa pabrik gula (PG) hanya berperan sebagai offtaker tebu, bukan sebagai avalis. Artinya, pabrik gula bertugas menyerap hasil panen tebu dari petani mitra, tanpa menanggung kewajiban sebagai penjamin kredit. Hal ini sejalan dengan prinsip pembiayaan agar risiko kredit tidak membebani pelaku industri gula.
Direktur Pembiayaan juga mengkonfirmasi bahwa alat dan mesin pertanian (alsin) untuk tebu dalam skema KUA, dapat diberikan berikut dengan aksesorisnya–untuk kelengkapan Alsin yang dibiayai KUA. Kebijakan ini memberi fleksibilitas lebih besar bagi petani untuk memperoleh Alsin sesuai kebutuhan lapangan.
Optimalisasi KUR Tebu
Selain KUA, GAPGINDO turut diminta mendorong petani mitra untuk memanfaatkan KUR khusus tebu. Dengan demikian, petani memiliki alternatif sumber pembiayaan lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan kesehjateraan.
Dengan hasil konsultasi ini, diharapkan dapat terjadi percepatan akses pembiayaan bagi petani tebu sehingga KUA dapat segera terealisasi. Kolaborasi antara pemerintah, perbankan, pabrik gula, dan petani diharapkan memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya dalam penyediaan gula konsumsi di dalam negeri.
(NY)