FAO Proyeksikan Defisit Gula Global Sebesar 2,2 Juta Ton di 2024/25

Gula 27 Jun 2025 234 kali dibaca
Gambar Artikel

LingkariNews Musim 2024/25 diperkirakan akan diwarnai dengan defisit gula global sebesar 2,2 juta ton, sebagaimana tercantum dalam proyeksi terbaru Food and Agriculture Organization (FAO).  Defisit ini dipicu oleh turunnya proyeksi produksi gula global dibandingkan dengan estimasi awal. 

Padahal, peningkatan konsumsi gula tercatat relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi turut membebani kapasitas produksi di sektor pertanian. Situasi ini menunjukkan bahwa pasokan pangan dunia, khususnya komoditas penting seperti gula, masih rentan terganggu akibat perubahan iklim dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Tren Konsumsi Gula Global

Konsumsi gula dunia pada musim 2024/25 diperkirakan mencapai 177,8 juta ton. Ini menandakan bahwa konsumsi gula global naik sekitar 1% dari musim sebelumnya. Meski meningkat, kenaikan ini sebenarnya lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Sebelumnya, International Sugar Organization (ISO) sempat memperkirakan konsumsi global akan mencapai 181,58 juta ton. Kesenjangan antara produksi dan konsumsi turut memperkuat potensi defisit gula dalam periode ini. 

Salah satu alasan konsumsi gula tidak setinggi perkiraan awal adalah karena ekonomi dunia sedang melambat. Kondisi ini menyebabkan industri minuman kemasan dan pengolahan makanan yang biasanya menyerap gula dalam jumlah besar, tidak tumbuh secepat perkiraan. Hal ini membuat permintaan gula dari industri makanan dan minuman ikut turun.

Produksi Gula Global

FAO memperkirakan produksi gula global pada musim 2024/25 hanya mencapai 175,6 juta ton. Angka ini turun 7,1 juta ton, atau sekitar 3,9% dibandingkan capaian pada musim 2023/24. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah berkurangnya produksi di dua negara produsen terbesar, yaitu Brazil dan India. 

Di Brazil, cuaca kering yang terus berlangsung sejak awal 2024 telah berdampak pada pertumbuhan tebu dan menurunkan kualitas panen. Musim kering yang lebih panjang dari biasanya juga mempengaruhi proses ekstraksi gula di pabrik, sehingga tingkat rendemen tebu juga tidak seoptimal tahun sebelumnya. 

Sementara itu, produksi gula di India diperkirakan turun akibat rendahnya hasil panen di beberapa negara bagian produsen gula utama, seperti Maharashtra dan Karnataka. Kekeringan yang berlangsung dalam waktu lama menghambat pertumbuhan tebu dan memaksa revisi berulang terhadap proyeksi produksi nasional. Penurunan di dua negara kunci ini menjadi faktor dominan yang memicu defisit gula di pasar global.

Sejumlah negara sebenarnya menunjukkan tren positif dalam peningkatan produksi gula. Thailand misalnya, memproyeksikan lonjakan produksi gula sebesar 18% dari tahun sebelumnya, dengan total produksi mencapai 10,35 juta ton. Pemulihan ini didorong oleh curah hujan yang lebih baik dan kondisi tanaman yang membaik pasca gelombang panas akibat El Niño. 

Tiongkok juga menunjukkan peningkatan produksi gula hingga 500 ribu ton menjadi 11,5 juta ton. Peningkatan ini didorong oleh perluasan area tanam dan cuaca yang mendukung. Sementara itu, kawasan Uni Eropa turut mengalami peningkatan output. Meski demikian, defisit gula tetap terjadi karena peningkatan tersebut tidak sebanding dengan besarnya penurunan dari Brazil dan India, yang masih menjadi poros utama dalam perdagangan gula dunia.

Perdagangan Gula Internasional Mengalami Penurunan

Berkurangnya produksi gula di Brasil dan India berdampak langsung pada turunnya volume perdagangan gula internasional. FAO memperkirakan total perdagangan global pada musim 2024/25 hanya mencapai 63,3 juta ton, turun sekitar 6% dibanding musim sebelumnya. Kedua negara yang selama ini menjadi eksportir utama mengalami penurunan pasokan ekspor yang cukup tajam. 

Sementara Thailand diperkirakan meningkatkan pengiriman, peningkatan tersebut belum cukup menutup defisit perdagangan yang terjadi. Situasi ini turut memperkuat tekanan terhadap defisit gula secara global.

(KP/NY)

Sumber: 

https://openknowledge.fao.org/server/api/core/bitstreams/38a16bce-da29-4602-9d89-c5a45b63d527/content

https://cropgpt.ai/thailand-sugar-market-march-2025

https://apps.fas.usda.gov/psdonline/circulars/sugar.pdf