Panen Raya 2025
LingkariNews - Panen raya tahun 2025 yang punyaknya berlangsung pada Maret hingga April mencatatkan peningkatan signifikan di berbagai sentra produksi padi nasional. Capaian ini tak lepas dari peran strategis Kementerian Pertanian dalam memperluas akses pupuk, menambah alokasi bantuan pertanian, serta memotong rantai birokrasi yang sebelumnya menghambat produktivitas.
Pengamat kebijakan publik dari Spora Communication, Dr. Rizky Fajar Meirawan, menilai keberhasilan ini layak diapresiasi. “Beliau (Mentan Amran) berhasil memenuhi kebutuhan pupuk yang naik 100 persen, memangkas birokrasi yang berbelit, dan menjaga produktivitas pangan nasional di tengah tantangan El Nino,” ujarnya.
Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengucurkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk bantuan pertanian dalam mendukung panen raya tahun ini. Anggaran tersebut difokuskan pada pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang meliputi traktor, rice transplanter, dan pompa air.
Secara keseluruhan, sebanyak 5.399 unit alsintan modern didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia. Dari total tersebut, 3.247 unit merupakan combine harvester berukuran besar, sementara sisanya terdiri dari power thresher. Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan penyaluran alsintan pada tahun 2024.
Peningkatan alokasi bantuan pertanian pada panen raya 2025 ini dinilai turut berkontribusi terhadap produktivitas hasil tani nasional. Dengan dukungan mekanisasi, proses panen menjadi lebih cepat dan efisien. Bantuan ini juga berhasil menekan potensi kehilangan hasil di lapangan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menyebut penggunaan combine harvester mampu memangkas kehilangan hasil panen hingga 3–5 persen, jauh lebih baik dibanding metode manual. Selain itu, waktu panen dapat dipersingkat menjadi hanya 3–4 jam per hektare. “Itu jauh lebih cepat dibandingkan cara tradisional yang bisa memakan waktu hingga dua sampai tiga hari,” jelasnya.
Tak hanya itu, bantuan pertanian berupa power thresher juga diniliai turut meningkatkan efisiensi pada tahap perontokan. Mesin ini sanggup merontokkan padi hingga 600 kilogram per jam, dibandingkan metode konvensional yang hanya mencapai 100 kilogram saja.
"Selain itu, power thresher dapat menekan kehilangan hasil hingga 1–2 persen. Mesin ini juga dilengkapi blower yang membantu memisahkan kotoran dan sekam, sehingga menghasilkan gabah yang lebih bersih,” Tambah Andi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi gabah kering panen (GKG) pada periode Januari–Mei 2025 mencapai 28,85 juta ton. Angka ini meningkat 3,18 juta ton dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Produksi beras nasional pada peridode Januari–Maret juga telah mencapai 62,00 persen dari target tahunan, dengan proyeksi mencapai 16,62 juta ton hingga Mei. Itu berarti, produksi beras nasional mengalami peningkatan 12,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti diketahui, hasil produksi beras nasional pada Januari–Maret 2024 hanya menyentuh 14,78 juta ton.
Lonjakan hasil pada panen raya 2025 ini menegaskan keberhasilan program bantuan pertanian pemerintah dalam mendorong pemulihan sektor pertanian secara berkelanjutan.
(SAP/AI)
Sumber:
https://www.tempo.co/ekonomi/menjelang-panen-raya-kementan-siap-distribusikan-5-399-alsintan-ke-petani--1227032
https://mtanigroup.com/2025/04/21/panen-raya-padi-2025-sangat-tinggi-pengamat-menyatakan-publik-layak-memberikan-apresiasi/