Dampak Kebijakan Tarif Trump Terhadap Industri Gula Dunia dan Indonesia

Gula 14 Apr 2025 138 kali dibaca
Gambar Artikel xxx

LingkariNews - Kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump telah mengguncang ekonomi global. Industri gula tidak luput dari dampak kebijakan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun industri gula tidak menjadi sasaran utama, volatilitas pasar akibat ekspektasi kebijakan ini berkontribusi pada penurunan harga gula dunia hingga hampir 2,5% hanya dalam sehari. 

Dampak Terhadap Industri Gula

Kebijakan tarif yang ditetapkan Trump telah menyebabkan penurunan harga minyak mentah yang drastis (lebih dari 7%), serta apresiasi mata uang negara berkembang terhadap dolar AS memperburuk tekanan terhadap harga gula. Meski arus perdagangan gula dari Kanada dan Meksiko tidak terpengaruh langsung karena dikecualikan dari tarif baru, ketidakpastian terhadap kuota tarif (TRQ) menimbulkan keresahan pelaku pasar. 

Sebelum kebijakan Trump mulai diberlakukan pada 5 April 2025, harga gula mentah turun 0,27 sen (1,4%) pada 18,84 sen per pon setelah ditutup turun 2,5% pada hari Kamis 4 April 2025. Sementara itu, gula putih turun 1% pada $538,30 per ton, setelah turun 1,6% pada sesi sebelumnya. Sentimen ini menunjukkan kekhawatiran pasar industri gula terhadap dampak kebijakan tarif.

Tekanan besar dirasakan  negara yang industri gulanya sangat bergantung pada pasar ekspor AS. Filipina misalnya, yang sebagian besar ekspor gulanya ditujukan ke Amerika Serikat. Dengan kebijakan tarif Amerika terhadap Filipina yang didtetapkan sebesar 17 persen, industri gula Filipina terancam kehilangan daya saing di pasar utama mereka.

Anggota DPR Negros Occidental, Emilio Bernardino Yulo, mengatakan bahwa kebijakan tarif yang tinggi akan berdampak drastis pada industri gula "itu tidak akan lagi menguntungkan bagi para eksportir." Lebih lanjut, Presiden Federasi Produsen Gula Bersatu Filipina (Unifed), Manuel Lamata menilai bahwa tarif setinggi itu bisa memaksa eksportir Filipina beralih ke pasar dunia. Padahal, Filipina telah dijadwalkan mengirimkan 145.235 metrik ton gula ke AS tahun ini.

Bagaimana dengan Industri Gula Indonesia?

Amerika Serikat merupakan salah satu importir gula terbesar di dunia. Di sisi lain, ekspor gula Indonesia ke Amerika masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total impor gula AS maupun ekspor gula Indonesia ke negara lain. Dengan volume yang terbatas ini, kebijakan tarif diprediksi tidak berdampak signifikan terhadap industri gula Indonesia secara keseluruhan.

Namun meskipun skalanya kecil, dampak isu dagang tetap perlu diwaspadai. Ketegangan dalam hubungan perdagangan bisa memicu reaksi berantai di sektor lain. Industri pangan, termasuk gula, adalah sektor strategis yang rentan terhadap gejolak kebijakan internasional.

Dalam hal ini, manajemen krisis menjadi penting. Pemerintah dan pelaku industri perlu menyiapkan strategi mitigasi, seperti membuka pasar alternatif, memperkuat produksi dalam negeri, hingga aktif dalam diplomasi ekonomi. Dengan cara ini, Indonesia bisa tetap menjaga stabilitas industri gula nasional, meski di tengah ketidakpastian global karena kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika.

 

(HA/SAP)

 

Sources:
https://www.manilatimes.net/2025/04/06/news/national/us-tariffs-may-hurt-sugar-industry/2087110_
https://www.chinimandi.com/hedgepoint-us-tariffs-have-indirect-impact-on-sugar-market/
https://www.czapp.com/analyst-insights/what-trumps-new-tariffs-mean-for-sugar/
https://www.reuters.com/markets/commodities/cocoa-coffee-sugar-prices-slide-markets-remain-rattled-by-trump-tariffs-2025-04-04/
https://surabaya.suaramerdeka.com/ekonomi/106114894517/10-komoditas-indonesia-dari-as-yang-dikenakan-tarif-impor-32-persen
https://ekonomi.bisnis.com/read/20250410/99/1867972/opini-dampak-tarif-trump-di-sektor-pangan-pertanian